“Im stadion cor mir stebt ein BVB schwein – di depan stadionku berdiri babi-babi BVB,” gemuruh suara menggema kompak di Veltins Arena.
Yel-yel itu memlesetkan lirik lagu penyanyi cantik Uschi Obermaier berjudul Im Wagen for Mir. Oleh fans Schalke, lagu cinta itu diubah menjadi lagu yang mengunggah kebencian. Pada akhir nyanyian, secara padu mereka akan berteriak “Shalalalalalalalala Die Sau!- Babi!”
Seolah tak mau kalah, fans Dortmund pun melakukan hal yang serupa. Lagu Juliane Werding yang popular dekade 80-an berjudul Am Tag, als Conny Kramer starr – sebuah lagu yang berkisah tentang pecandu narkoba yang mati menggenaskan. Lagu itu diplesetkan dan disematkan pada Schalke.
Judul pun mereka plesetkan jadi Am Tag, Als Der FC Scheisse Starb – Suatu hari ketika FC Tai mati! Lagu ini jadi lagu wajib fans Dortmund saat berkumpul. Entah di stadion, tempat umum atau acara musik sekalipun. Apapun tim yang mereka lawan di Signal Iduna Park, kebencian terhadap Schalke selalu mereka umbar lewat lagu ini.
Schwein adalah Dortmund. Scheisse adalah Schalke. Stigma yang menghiasi persaingan dua kota di tepi sungai Ruhr: Gelsenkirchen dan Dortmund. Dua kota yang hanya berjarak 30 kilometer, setara Depok – Jakarta. Baca lebih lanjut