On This Day Sepakbola Indonesia 21-30 April

 

On This Day 21 April 2011

Empat Tokoh Ditolak FIFA

21 April 2011, Ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar telah menerima keputusan FIFA terkait pencalonan pemilihan Ketua Umum PSSI. Hasilnya FIFA tetap menolak pencalonan empat calon yang ditolak sebelumnya.

Empat calon Ketum tersebut adalah Nurdin Halid, Nirwan D. Bakrie, George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Hal itu dikatakan Agum kepada wartawan dalam press room VIP Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, setelah dia menemuia Sepp Blatter di markas FIFA di Zurich dua hari lalu.’’Saya merasa bersalah tidak berhasil memperjuangkan empat orang ini dan ditolak sama sekali. Lebih berat lagi mereka juga tidak boleh masuk sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI,’’ tutur Agum.

Selain itu ia mengatakan, FIFA menyatakan mengakui Komite Banding yang dibentuk dari hasil kongres 14 April di Jakarta. Namun, Komite Pemilihan yang dibentuk pula pada kongres hari itu tidak diakui, karena fungsi itu telah diamanatkan kepada Komite Normalisasi. Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 11-20 April

 

On This Day 11 April 1930

Cikal Bakal Terbentuknya PSSI

PA DA 11 April 1930 di Gedung Hande Proyo, Jogjakarta, para tokoh sepak bola nasional berkumpul. Mereka mengadakan rapat untuk menentang NIVB (Federasi Sepak bola Hindia Belanda) yang sewenang-wenang menindas pesepak bola pribumi.

Rapat itu diketuai H A. Hamid dan sekretaris Ir Soeratin serta anggota H Anwar Noto dan M. Daslam Hadiwasito. Acara tersebut membahas sikap yang harus dilakukan kaum pribumi terkait dengan sepak bola.

Rapat itu menghasilkan empat hal yang harus dikerjakan dalam tempo singkat. Yakni, membentuk sebuah organisasi sepakbola bagi kaum pribumi untuk menentang Belanda, membentuk panitia, mengundang seluruh klub sepak bola pribumi untuk datang, serta menyiapkan acara konferensi pembentukan federasi pada 19 April 1930 di Gedung Sositet Hande Priyo, Jogjakarta.

Berkat peran pers pribumi seperti surat kabar Bintang Timur, Bintang Mataram,dan Sediotomo, informasi pembentukan federasi tersebut kian menyebar. Hasilnya, banyak klub-klub pribumi di dalam atau luar Jawa turut serta mengirimkan utusannya saat konferensi. Pada 19 April 1930, PSSI pun berdiri. Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 1-10 April

 

On This Day 1 April 1933

Laga Perdana Persib vs Persija di Tegal Lega

RIVALITAS Persib Bandung dan Persija Jakarta memang mengakar sejak dahulu kala. Tepat hari ini, 82 tahun lalu terjadi laga perdana Persib melawan Persija pada 1 April 1933. Saatitu, Persija menggunakan nama VIJ (Voetbal Indonesische Jacatra)

Laga sengit itu diadakan di Bandung sebagai acara pembukaan sport park Tegal Lega. Pembukaan tersebut dihadiri priayi-priyayi, Burgemeester (Wali Kota) Bandung Beertus Coops, dan pejabat lokal yang lain. Kaum priayi dalem Bandung pun turut serta.

MatchPersib versus Persija kali pertama terjadi di turnamen sepak bola antarkota (Interstedelijke Voetbal Wedstrijden). Dalam turnamen segi tiga itu, selain Persib dan Persija, ada klub Mosvia. Pada turnamen tersebut, Persib menekuk Persija dengan skor 2-1. Setelah turnamen, Persib dihadiahi piala Sipatahoenan-beker, sedangkan Persija mendapat piala yang dibuat oleh toko Intan-Bidoeri-beker untuk VIJ. Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 21 – 31 Maret

On This Day 21 Maret 1957

Laga Pertama Indonesia versus Tiongkok

Stadion Ikada, Jakarta, 21 Maret 1957. Untuk kali pertama Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka menjalani laga pertandingan sepak bola melawan negara Tiongkok. Jika menelisik sejarah lebih dalam, 14 Mei 1934 di Manila dalam laga bertajuk Far Eastern Games kitapun sempat menantang Tiongkok, sayang pada masa itu tim yang bertarung mengatasnamakan Hindia Belanda bukan Indonesia.

Berhubung laga ini adalah kualifikasi Pra-Piala Dunia maka wasit yang memimpin pertandingan pun didatangkan langsung dari Eropa, tepatnya Cesare Ionni, wasit dari Italia. Dia dibantu oleh dua hakim garis asal Myanmar (dulu Burma). Sebelum laga di mulai wasit memanggil kapten dua tim yang diwakili Saelan dan Chen Fu-lai

Siapa sangka Indonesia mampu tampil trengginas. Tiongkok yang kala itu adalah tim lemah ditekuk dengan skor 2-0, lewat gol yang dicetak Ramang pada menit ke-48 dan 83. Meski laga perdana itu berpihak pada kita, seiring dengan berjalannya waktu kesuksesan dan prestasi tak pernah menyertai kita. Yang ada malah sepak bola Tiongkok semakin terdepan. Puncaknya terjadi pada tahun 2002, saat Tiongkok mampu lolos ke Piala Dunia dan mengubur kita dengan kenangan indah di masa lalu. Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 11-20 Maret

On This Day 11 Maret 1990

Tekuk Persebaya, Persib Juara

Gelar juara yang diidamkan Persebaya dan pendukungnya untuk kali kedua secara beruntun gagal diwujudkan. Gelar juara itu disambar Persib Bandung. Tim berjuluk Maung Bandung itu berhak naik podium pertama kompetisi Divisi Utama 1989/1990 setelah menang 2-0 dalam laga di Stadion Utama Senayan, Jakarta, pada 11 Maret 1990.

Gol kemenangan Persib tercipta lewat kesalahan bek Persebaya Subangkit yang melakukan gol bunuh diri saat pertandingan baru berjalan enam menit dan sumbangan Dede Rosadi pada menit ke-59. Persib dan 70.000 pendukungnya yang hadir ke stadion pun bersuka cita dengan kemenangan tersebut.

Sebaliknya, para pemain Persebaya tertunduk lesu. Mimpi mereka untuk meneruskan kemenangan di edisi 1987/1988 tak tercapai. Dan yang paling terpukul dengan kekalahan itu adalah Subangkit. Pemain asal Pasuruan itu merasa bersalah dengan gol bunuh dirinya. ”Sepurane seng akeh (maafkan saya sebesar-besarnya, red),” kata Subangkit kepada Jawa Pos seusai pertandingan. Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 1-10 Maret

 

On This Day 1 Maret 1991

Acub Zaenal Pilih Mundur

Tak ada ada angin tak ada hujan, secara mengejutkan Manajer Timnas Indonesia Acub Zaenal memilih mundur. Tepatnya, 1 Maret 1991, mantan Gubernur Irian Jaya (Papua) ini akhirnya disetujui untuk meletakan jabatannya oleh PSSI. Mundurnya Acub tentu mengejutkan, mengingat dia mundur sebelum timnas berlaga di SEA Games 1991 yang digelar di Manila, Filipina. ’’Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Acub yang sudah menemani timnas selama setahun penuh,” ucap Sekum PSSI, Nugraha Besoes.

Beredar kabar, Acub mundur lantaran kecewa dengan PSSI yang mengerjai klub yang dia punya di kompetisi Galatama, yakni Arema Malang. Di bulan-bulan itu, PSSI memang sedang galak dan menghukum beberapa pemain serta ofisial Arema karena sebab terlalu kritis mengkritik PSSI.

Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 21-28 Februari

 

On This Day 21 Februari 1988

Sepak bola Gajah ala Persebaya

21 Februari 1988 boleh dikata adalah aib terbesar dalam sejarah sepak bola Persebaya. Tepat hari ini, 27 tahun yang lalu, para pemain Persebaya memperagakan tindakan tak sportif dengan mengalah 12 gol tanpa balas dari Persipura Jayapura.

Kekalahan ini tentu disengaja. Tujuannya untuk menyingkirkan PSIS Semarang. Semusim sebelumnya, PSIS menyingkirkan Persebaya di babak delapan besar. Untuk bisa membalaskan kekalahan itu, Persebaya mengalah pada Persipura untuk peluang PSIS dan memberi jalan bagi Persipura lolos ke babak enam besar.

Kekalahan telak 0-12 membuat Persebaya terkenal sebagai pencetus sepak bola gajah. Istilah ini sendiri muncul dari sepak bola yang dimainkan gajah di Lampung. Dalam sepak bola gajah, skornya sendiri sudah diatur oleh pawang. Kebetulan pada laga Persebaya kontra Persipura, wasit yang memimpin jalannya laga berasal dari Lampung. Karena itulah laga yang skornya telah diatur selalu indentik dengan sepak bola gajah. Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 11-20 Februari

On This Day 11 Februari 1984

PSSI Ketati Postur dan Vo2max

Postur tubuh yang tak ideal jadi salah satu alasan penyebab terhambatnya prestasi timnas Indonesia di kancah Internasional. PSSI mestinya membuat standarisasi fisik pemain yang akan membela timnas. Namun pernah suatu masa, PSSI betul-betul peduli dengan soal fisik pada atlet. Hal itu terjadi pada 11 Februari 1984. Saat dimana PSSI membuat keputusan yang cukup diapresiasi banyak pihak.

Dalam kejurnas junior PSSI mewajibkan semua pemain memiliki tinggi minimal 167 cm. Kurang dari itu, maka si pemain akan didiskualifikasi.’’Kami kan sedang cari bibit pemain nasional. Karena itulah syarat-syarat yang ditentukan haruslah berat, dan filterisasi pemain itu harus dimulai dari junior,” ucap Sekretaris PSSI, Sumarmak kepada Jawa Pos.

Bahkan tak hanya itu, PSSI pun membuat standarisasi lainnya terutama perihal daya tahan pemain lewat nilai Vo2Max. Jika hasil Vo2max kurang dari 50, maka siap-siap saja warning akan didapat klub dan si pemain itu. Jika dalam batas waktu tertentu hasil itu tetap sama, maka PSSI dengan tegas akan mendiskualifikasinya.

Baca lebih lanjut

On This Day Sepakbola Indonesia 1-10 Februari

On This Day 2 Februari 1995

Rusuh, Menpora Ancam Hentikan Liga

Kerusuhan dalam pertandingan sepak bola Indonesia terus. Entah itu di kompetisi yang diklaim paling elit, maupun di level kompetisi paling bawah. Korban nyawa sudah kerap terjadi. Sampai-sampai Menpora Hayono Isman geregetan dan mengancam akan menghentikan kompetisi Liga pada 2 Februari 1995. Padahal kompetisi tersebut baru berlangsung empat bulan.

Kemarahan Menpora itu dipicu oleh kerusuhan saat PSIM Jogjakarta menjamu Persebaya di Stadion Mandala Krida pada 28 Januari 1995. Saat itu satu orang suporter Persebaya tewas dan puluhan lainnya luka parah.

Ancaman itu ditegaskan oleh Menpora sebagai penegas bahwa pemerintah sudah selayaknya mengintervensi pengelololaan suporter. Dan benar saja, ancaman ini membuat PSSI ciut dan memberi alasan untuk berkelit. Baca lebih lanjut