[Postmatch Real Madrid – Sevilla] Percobaan Taktik Ancelotti Berhasil Memaksimalkan Para Pemain Baru

Sampai sekarang belum pernah ada satupun tim yang merengkuh gelar sextuple alias enam trofi dalam satu musim, Barcelona pernah melakukannya tapi keberhasilan itu dilakukan dalam dua musim berturut-turut (2008-2009, 2009-2010).  Pada musim baru ini setidaknya Real Madrid punya peluang merengkuh enam piala bergengsi di musim yang sama yakni Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, Piala Dunia antar klub, La Liga, Copa Del Rel dan Liga Champions.

Dan dini hari tadi, satu trofi di antaranya berhasil dijejalkan ke dalam tumpukan trofi di lemari trofi mereka.  Kemenangan 2-0 atas Sevilla dalam laga Piala Super Eropa jadi langkah pemulus mengejar kejayaan El Real musim ini. Penampilan buruk pada turnamen pre-season di Amerika, nyatanya tak terlihat pada laga ini. Wajar saja kendati Piala Super Eropa selalu diremehkan, faktanya Carlo Ancelotti memainkan seluruh pemain inti  yang bisa menjadi gambaran skuat Madrid musim depan. Baca lebih lanjut

Jendral yang Abadi dalam Perseteruan Real Madrid-Barcelona

Dalam laga derby El Classico, adakah tokoh antagonis yang sering disebut-sebut selain Francisco Franco Bahamonde?

Padahal, kubu Real Madrid menolak untuk diasosiasikan dengannya, sementara Barcelona menaruh sakit hati padanya. Tapi, jika kedua klub itu sama-sama membenci Franco, mengapa nama sang Jendral selalu hadir dan memantik api pertikaian setiap el clasico akan digelar?

Franco sendiri kerap dikaitkan dengan penindasan bangsa Catalunya dan sering dibilang sebagai bangsat Castilia yang  habis-habisan pro-Real Madrid. Namun apakah betul itu demikian?

Jimmy Burns, penulis buku La Roja: Historian Spanish Football, kepada majalah Time menegaskan bahwa menyebut Franco sebagai fans Real Madrid itu adalah sebuah ironi. Karena pada dasarnya Franco adalah penggemar Athletic Bilbao. Baca lebih lanjut

[Real Madrid 3-0 Borussia Dortmund] El Real Menyerang Sayap Dortmund dengan Para Inverted Winger-nya

Dendam itu (mulai) terbalaskan. Luka lama musim lalu karena disingkirkan Borrusia Dortmund pada babak semifinal, sudah bisa sedikit terobati. Dini hari tadi, Real Madrid mengandaskan Dormund 3 gol tanpa balas pada leg pertama perempat final Liga Champions yang berlangsung di Santiago Bernabeu. Baca lebih lanjut

El Clásico: Drama dan Ilusi Terbesar Sepanjang Masa

“Setiap dongeng butuh penjahat yang bagus. Kau membutuhkanku, atau kau takkan berguna. Karena kita sama, kau dan aku.”

Kalimat di atas adalah ucapan perpisahan James Moriarty kepada Sherlock Holmes – dua musuh abadi yang saling membutuhkan—dalam novel detektif Sherlock Homes ciptaan Sir Arthur Conan Doyle

Apa yang diucapkan tokoh antagonis James Moriarty ini mirip-mirip seperti hubungan antara Real Madrid dan Barcelona. Meski sama-sama membenci, keduanya butuh satu sama lain. Meski senang melihat lawannya terpuruk, sebenarnya mereka butuh agar musuhnya kuat. Karena kisah persaingan yang sengit hanya bisa lahir dari lawan yang seimbang, sama-sama kuat, dan saling mengalahkan.

Dan, bagi Real Madrid dan Barcelona, mereka butuh drama. Tinggal masalah pembagian siapa yang ambil peran sebagai penjahat dan siapa yang akan jadi pahlawan. Baca lebih lanjut

Match Analyisis Final Copa Del Rey Real Madrid – Atletico Madrid

Terakhir kalinya Atletico Madrid memenangkan laga lawan Real Madrid, Jimmi Floyd Hasselblank masih bermain dan jadi pencetak gol kemenangan. Ini terjadi pada 30 Oktober 1999, atau lebih dari 13 tahun yang lalu. Selama 25 pertandingan pada periode waktu ini, tak sekalipun Atletico berhasil berhasil mengangkangi rival sekotanya. Bahkan, dalam 10 pertandingan terakhir, Atletico selalu pulang dengan kepala tertunduk karena kalah.

Namun di kandang El Real, Santiago Bernabeu, dan dihadapan sang Raja Spanyol, semalam Atletico berhasil menundukkan Los Galacticos. Atletico pun berhasil meraih La Decima, atau gelar Copa Del Rey ke-10 untuk mereka. Sedikit ironis. Karena di awal musim, justru Real Madrid lah yang memiliki misi untuk meraih La Decima-nya di Liga Champion. Baca lebih lanjut

[Real Madrid 2-0 Borussia Dortmund] Kegagalan Mengulang Remontada

Hampir seminggu ini kota Madrid asik membicarakan masalah remontada, alias kebangkitan ulang. Dengan mengingat kesuksesan Los Blancos saat membalikkan keadaan di Liga Eropa musim kompetisi 1985/1986 (kalah 1-5 di leg pertama, menang 4-0 di leg kedua), para pendukung El Real berharap kesuksesan 28 tahun lalu itu dapat berulang.

Dalam 15 menit pertama di pertandingan semalam, remontada sendiri seolah-olah bisa jadi kenyataan. Beberapa kali gelombang serangan Real Madrid berhasil membongkar pertahanan Dortmund dan menciptakan peluang emas. Bahkan, jika saja Real unggul 3-0 di babak pertama, itu tidak akan jadi satu keanehan. Baca lebih lanjut